Rabu, 09 November 2011

Mari ingat-ingat peristiwa haditsul ifk. Momen 'Aisyah dituduh mendua, selingkuh dengan shahabat suaminya. Ouh, berlapis makna dan hikmah yang dalam diselami. Dipetik dan dihayati. Salah satunya, saat Abu Bakar berjanji untuk berhenti. Wanita itu, padahal selama ini, disantuni dan dikasihi. Tapi kenapa, saat Humaira diuji, Mitsnah malah ikut menggunjing sana-sini? Sedang sama-sama kita tahu: sebar aib sesama muslim adalah terlarang. Itu aib yang benar. Apalagi yang berita yang dikarang? Hingga buncah marah Abu Bakar, berjanji tak kan lagi bantu Mitsnah setelahnya. Tapi, Allah sayang Khalifah pertama. Ditegurnya ia, lewat An-Nuur dua puluh dua. Bersegeralah Abu Bakar meralat ucapnya. Sebab yang dicari adalah ridha Tuhannya. Bukan gemuruh dada dan umbar benci pada sesama. Oh, asyiknya! Belajar dari peristiwa sejarah memang istimewa. Dari sana, kau dapat lebih dewasa. Tentang balas-membalas, contohnya. Kau kan dapatkan tak ada habisnya. Tak ada puasnya. Lalu, apa yang dicari dari dunia tanpa ujung dan balasan? Sedang kita semua kan pergi dan bertemu Tuhan. Saat itulah baru terasa guna: niat-niat kita dan untuk siapa kita beramal....
*Tulisan ini saya kopi dari kiriman (posting) kang Asa Mulchias di Facebook.
sumber: https://www.facebook.com/groups/160422647333484/271637589545322/?notif_t=group_activity
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar